Belajar Mati Sebelum Mati

2 08 2013

Tulisan ini ditujukan kepada saya dan keluarga, serta bagi yang berminat saja. Dibuatkan bukan untuk menggurui siapapun, tapi hanya hasil ringkasan (naluri pengajar ?) dari beberapa buku agama yang saya pelajari dalam satu minggu ini. Bagi yang tidak berkenan, mohon maaf. Diabaikan saja dan silahkan untuk tidak berkunjung ke blog pribadi saya. Terima kasih.

Dari dulu saya berkenyakinan, hanya kematian yang bisa membuat manusia menyesal dan berhenti dari keburukan iman (ingkar, syirik) dan keburukan amal (akhlak).

Disadarinya atau tidak, setiap manusia adalah seorang akuntan. Dia tahu hidup ini tidak selamanya dan pasti diminta pertanggung jawaban. Hidup manusia seperti siklus akuntansi yang dimulai dari bukti transaksi dan catatan, serta berakhir dengan laporan keuangan setelah audit (auditee financial statement). Kitapun tahu bahwa pembukuan hidup kita pasti dan akan diperiksa (audit) oleh Allah swt, Auditor sejati yang Maha teliti (al Hasib). Kita manusia boleh saja lupa apa ucapan atau perbuatan kita pada hari selasa jam 09.15 pagi pada waktu umur kita masih 16 tahun dulu. Tapi Allah swt tidak pernah lupa atau sengaja melupakan. Allah swt memiliki catatan hidup kita lengkap sejak akil baligh, tidak terlewat waktu sedetikpun.

Kita harus sadar bahwa kita adalah akuntan yang sangat ceroboh membuat pembukuan hidup kita, banyak coretan merah daripada biru, tidak konsisten, suka mark-up lisan (perkataan tidak sesuai perbuatan), selalu window dressing (tampilan tidak sesuai dengan isinya), membuat bukti fiktif (ada ijazah/sertifikat, tidak ada ilmunya), dan masih banyak lainnya. Kita merasa bahwa pembukuan hidup kita sudah baik dan bagus serta sudah sesuai dengan prinsip-prinsip jalan hidup lurus (Alquran & Hadist). Namun ketika  diperiksa secara teliti pada suatu hari nanti oleh auditor sejati, baru kita menyesal dan menangis.  Pada suatu hari, dimana tidak ada lagi saudara dan kawan yang menolong, tidak ada lagi argumentasi dan alibi, tidak ada lagi lobi dan diplomasi tinggi, tidak perlu lagi gelar sarjana dan ilmu tinggi, tidak perlu lagi uang banyak dan jabatan.

Atas dasar fakta diatas,  dalam minggu terakhir ini saya ingin membaca kembali buku-buku, untuk belajar tentang kematian sebelum waktu kematian saya sendiri tiba. Saya buatkan satu slide dibawah ini hasil ringkasan beberapa bahan dan saya posting dalam blog pribadi ini. Semoga Allah & Rasul ridho dengan saya, istri saya, anak-anak saya dan kedua orang tua saya. Amin.

Cukuplah Kematian Sebagai Nasehat-002-001